![]() |
Kondisi abutmen jembatan penghubung Desa Tanjung Semalantakan. Insert foto Rahmad. S. Pd Anggota DPRD Kotabaru. (Foto: Istimewa) |
Sorotan keras datang dari Anggota DPRD Kotabaru, Rahmad, S.Pd, dari Fraksi Amanat Nasional. Dalam pernyataan tegasnya, Rabu (09/04/2025), Rahmad menyayangkan lambannya penyelesaian proyek yang sangat dinantikan masyarakat.
"Sangat disayangkan, program yang sudah dianggarkan tidak bisa diselesaikan. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban ketidakbecusan kontraktor nakal," kecam Rahmad.
Ia menilai kontraktor pelaksana telah lalai dan tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang seharusnya menjadi prioritas pembangunan di wilayah tersebut. Bahkan, ia mendesak agar kontraktor dengan rekam jejak buruk tidak lagi diberikan kepercayaan mengelola proyek-proyek daerah ke depan.
Lebih lanjut, Rahmad juga mengingatkan bahwa setiap kontraktor yang gagal menjalankan tanggung jawabnya harus siap menanggung konsekuensi hukum dan administratif.
Sebagai solusi, ia mendorong Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk mencari sumber pendanaan alternatif guna melanjutkan pembangunan jembatan, termasuk melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut.
"Jembatan ini sangat dinantikan oleh masyarakat. Jika APBD tak mencukupi, CSR harus menjadi pilihan. Jangan biarkan rakyat menunggu terlalu lama," tegasnya.
Sementara itu, warga Desa Tanjung Semalantakan mengaku kecewa dan merasa dianaktirikan. Jembatan yang seharusnya menjadi pemicu mobilitas dan geliat ekonomi lokal, kini hanya menjadi monumen setengah jadi yang membelah sungai tanpa fungsi.
"Kami berharap besar pada jembatan ini. Tapi sekarang, malah jadi bangunan terbengkalai yang bikin susah warga," ungkap salah satu warga dengan nada kecewa.
Dengan kondisi yang semakin memprihatinkan, masyarakat dan wakil rakyat menuntut Pemerintah Kabupaten Kotabaru untuk segera mengambil langkah konkret. Jangan sampai jembatan harapan berubah menjadi simbol kegagalan pembangunan yang menyakitkan. (San)
Berita