"Hidup adalah perjalanan panjang menuju kesempurnaan, dan setiap langkah yang kita ambil adalah upaya untuk mendekati bintang-bintang yang tak terjangkau." – Jalaluddin Rumi.
Dunia terus bergerak menuju penyatuan standar yang lebih baik, terutama dalam bidang kesehatan. Pada awal Desember 2024, Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) menorehkan langkah penting dalam perjalanannya menuju akreditasi internasional. Dalam forum sosialisasi dan sharing di Kuwait, LAFKI menggali inspirasi dan belajar dari standar global yang diterapkan oleh Middle States Commission on Higher Education (MSCHE), New England Commission of Higher Education (NECHE), Higher Learning Commission (HLC), dan Southern Association of Colleges and Schools Commission on Colleges (SACSCOC). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis LAFKI untuk memperkuat posisinya sebagai lembaga akreditasi yang diakui dunia.
Sosialisasi: Menghubungkan Dua Dunia
Sosialisasi LAFKI di Kuwait bukan sekadar pertukaran informasi. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, hadir semangat kolaborasi antara dua negara yang memiliki visi bersama dalam meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan. Kuwait, sebagai negara dengan pengalaman panjang dalam mengadopsi standar akreditasi internasional, menjadi tuan rumah yang ideal untuk diskusi ini. Melalui sharing pengetahuan tentang fasilitas kesehatan di luar negeri, LAFKI menempatkan dirinya sebagai organisasi yang tidak hanya belajar dari dunia, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan perubahan di tingkat global.
Dalam pertemuan ini, LAFKI juga mendapatkan wawasan berharga dari lembaga-lembaga akreditasi di Kuwait yang berafiliasi dengan organisasi internasional seperti MSCHE, NECHE, HLC, dan SACSCOC. Lembaga-lembaga ini dikenal dengan pendekatan komprehensif dalam mengevaluasi kualitas pendidikan tinggi dan fasilitas kesehatan, mencakup aspek operasional, manajemen, dan dampaknya terhadap masyarakat. Inspirasi ini menjadi landasan bagi LAFKI untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan serupa dalam proses menuju akreditasi internasional.
Menyatukan Standar Global dengan Lokal
Standar internasional seperti yang diterapkan oleh MSCHE dan NECHE memberikan kerangka kerja yang jelas untuk mengevaluasi fasilitas kesehatan. Namun, tantangan bagi LAFKI adalah menyelaraskan standar-standar ini dengan kondisi lokal di Indonesia. Negara kita memiliki keragaman geografis, sosial, dan budaya yang unik, yang memerlukan pendekatan khusus dalam penerapan standar global.
Salah satu nilai penting yang diambil dari forum ini adalah pentingnya pendekatan berbasis komunitas. Dalam konteks Indonesia, akreditasi tidak hanya tentang memenuhi kriteria teknis tetapi juga tentang memastikan bahwa fasilitas kesehatan dapat menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Dengan mengintegrasikan praktik-praktik terbaik dari lembaga internasional, LAFKI dapat membangun sistem akreditasi yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kuwait sebagai Inspirasi: Kolaborasi dan Keunggulan
Kuwait telah lama menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara lembaga-lembaga akreditasi internasional dapat meningkatkan kualitas sistem kesehatan. Dalam sistem mereka, pengawasan eksternal yang dilakukan oleh lembaga seperti MSCHE dan HLC memastikan bahwa fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang konsisten dan berkualitas tinggi. LAFKI dapat mengambil pelajaran berharga dari pendekatan ini, termasuk pentingnya transparansi, independensi, dan akuntabilitas dalam proses akreditasi.
Salah satu keunggulan utama yang ditawarkan oleh lembaga seperti MSCHE adalah fokus pada evaluasi berkelanjutan. Proses ini tidak hanya menilai kinerja saat ini tetapi juga memberikan arahan untuk perbaikan di masa depan. Bagi LAFKI, pendekatan ini relevan untuk menciptakan sistem akreditasi yang tidak hanya statis tetapi juga dinamis dan mampu beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi.
Jejak LAFKI Menuju Akreditasi Internasional
Kegiatan sosialisasi di Kuwait merupakan salah satu langkah strategis LAFKI dalam mempersiapkan diri untuk akreditasi oleh lembaga internasional seperti ISQua EEA. Dalam perjalanan ini, LAFKI tidak hanya fokus pada memenuhi standar tetapi juga memperkuat peran sebagai lembaga evaluasi eksternal yang independen dan kredibel. Proses akreditasi ISQua EEA melibatkan berbagai tahap, mulai dari evaluasi mandiri menggunakan Self-Assessment Tool (SAT) hingga kunjungan lapangan oleh penilai internasional.
Di Kuwait, LAFKI memanfaatkan kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana lembaga seperti NECHE dan SACSCOC menjalankan proses evaluasi. Salah satu nilai yang ditekankan dalam forum ini adalah pentingnya pendekatan berbasis data dan bukti dalam setiap tahap evaluasi. LAFKI kini semakin memahami bahwa transparansi dan integritas adalah kunci untuk mendapatkan pengakuan internasional.
Dampak Positif untuk Indonesia
Ketika LAFKI berhasil memperoleh akreditasi internasional, dampaknya akan terasa luas di seluruh Indonesia. Akreditasi ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan nasional, sekaligus membuka peluang baru bagi fasilitas kesehatan di Indonesia untuk bersaing di tingkat global. Dengan standar yang lebih tinggi, fasilitas kesehatan di Indonesia dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih aman, dan lebih efektif.
Selain itu, akreditasi internasional juga dapat mendukung perkembangan wisata medis di Indonesia. Dengan pengakuan dari lembaga internasional, Indonesia memiliki peluang besar untuk menarik pasien dari luar negeri yang mencari layanan kesehatan berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan negara tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai pusat kesehatan global.
Menyulam Harapan dan Masa Depan
Sosialisasi di Kuwait adalah awal dari perjalanan panjang LAFKI menuju pengakuan internasional. Dalam perjalanan ini, LAFKI tidak hanya membawa mimpi besar tetapi juga tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas hidup jutaan rakyat Indonesia. Dengan belajar dari praktik terbaik dunia dan menerapkannya dengan kearifan lokal, LAFKI dapat menciptakan sistem akreditasi yang tidak hanya relevan secara global tetapi juga bermakna secara lokal.
Seperti yang dikatakan oleh filsuf Marcus Aurelius, "Apa yang tidak membantu kawanan, juga tidak membantu individu." Dalam hal ini, akreditasi internasional adalah langkah besar yang tidak hanya membantu LAFKI sebagai organisasi tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Di akhir perjalanan ini, dunia kesehatan Indonesia akan memasuki era baru di mana kualitas, kepercayaan, dan keberlanjutan menjadi pilar utama. Dan ketika itu terjadi, langkah kecil LAFKI di Kuwait akan dikenang sebagai awal dari perubahan besar.
Berita