Dalam perjalanan menuju dunia yang semakin terhubung, Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) terus memperkuat langkahnya di kancah internasional. Sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam memastikan mutu layanan kesehatan di Indonesia, kehadiran LAFKI di 40th International Conference of the International Society for Quality in Health Care (ISQua) di Istanbul, Turkiye, bukan hanya sekadar agenda rutin. Ini adalah bagian dari komitmen yang lebih besar untuk membawa standar layanan kesehatan Indonesia menuju level global.
Konferensi yang berlangsung pada 24-27 September 2024 di Istanbul Lutfi Kirdar International Convention and Exhibition Centre ini menjadi ajang berkumpulnya lebih dari 1000 delegasi dari 72 negara, menghadirkan 200 pembicara, 500 poster ilmiah, dan menjalin 14 jam networking yang produktif. Tak lupa, para peserta juga menikmati 3 sesi social reception yang memberi ruang untuk berbagi gagasan dalam suasana yang lebih santai.
Tema besar konferensi kali ini adalah "Health for People and Planet: Building Bridges to a Sustainable Future", sebuah panggilan bagi semua pemangku kepentingan di sektor kesehatan untuk melihat kesehatan bukan hanya sebagai urusan manusia semata, tetapi juga planet ini. Tema ini menyiratkan betapa erat kaitannya antara keberlanjutan lingkungan dengan kesehatan masyarakat global.
LAFKI hadir dengan penuh semangat, membawa misi besar: meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia melalui standar akreditasi internasional dan memperluas jaringan global. Konferensi ini memberikan LAFKI kesempatan emas untuk belajar, berkolaborasi, dan merencanakan masa depan yang lebih baik bagi sistem kesehatan nasional.
Sesi-Sesi Inspiratif: Menuju Mutu Layanan Kesehatan yang Lebih Baik
Selama empat hari konferensi, berbagai sesi menarik dibawakan oleh para ahli di bidangnya. Dari diskusi soal Patient Safety & Quality Improvement, Co-production - Creating a Patient-Centred Healthcare Service, hingga Future of Healthcare: AI and Digital Transformation, semua topik yang dibahas menjadi inspirasi besar bagi LAFKI dalam menghadapi tantangan kesehatan di Indonesia.
Sesi mengenai Patient Safety menjadi salah satu yang paling berkesan. Keselamatan pasien bukan sekadar jargon, tetapi sebuah misi yang harus dikejar tanpa henti. Diskusi mengenai bagaimana menciptakan layanan kesehatan yang aman, terjamin, dan sesuai standar internasional menjadi perhatian besar LAFKI. Tak heran, fokus ini sejalan dengan visi LAFKI untuk terus meningkatkan mutu layanan kesehatan di berbagai fasilitas di Indonesia.
Sesi lain yang tak kalah penting adalah Integrated Care Communities, yang membahas bagaimana layanan kesehatan harus berfokus pada kolaborasi antara berbagai pihak dalam menciptakan komunitas yang lebih sehat. Di sini, LAFKI melihat potensi besar untuk diadopsi di Indonesia, terutama dalam memperkuat hubungan antara rumah sakit, fasilitas kesehatan primer, dan masyarakat.
Bertemu dengan CEO ISQua: Rencana Besar Menuju Bali 2028
Salah satu momen penting selama konferensi adalah pertemuan bilateral antara Ketua Umum LAFKI, dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K), MARS, FIHFAA, FRSPH, FISQua, dengan Dr. Carsten Engel, CEO ISQua. Pertemuan ini tidak hanya membahas peluang kerjasama, tetapi juga membicarakan rencana besar LAFKI untuk membawa Konferensi ISQua 2028 ke Bali.
Why Bali? Pertanyaan ini muncul dengan antusias dalam diskusi tersebut. dr. Friedrich dengan yakin mempresentasikan alasan mengapa Bali adalah lokasi yang ideal untuk konferensi internasional sebesar ini. Bali, dengan infrastruktur kelas dunia, aksesibilitas internasional yang baik, dan keunikan budaya, menjadi pilihan yang sempurna untuk menjadi tuan rumah. Ditambah lagi, Bali adalah destinasi yang dikenal luas oleh komunitas internasional, yang tentunya akan menarik perhatian banyak delegasi dari seluruh dunia.
Pertemuan ini ditutup dengan sinyal positif dari Dr. Engel, yang menyatakan bahwa LAFKI memiliki peluang besar untuk memenangkan tender tuan rumah ISQua 2028. Namun, tentu saja, persiapan harus dilakukan dengan matang, termasuk mempersiapkan bidding yang solid pada konferensi ISQua 2025 di Brasil.
Kunjungan ke Medistanbul Hastanesi: Pelajaran Berharga dari Turkiye
Selain mengikuti konferensi, delegasi LAFKI juga melakukan kunjungan ke Medistanbul Hastanesi, salah satu rumah sakit terkemuka di Istanbul yang terkenal dengan penerapan teknologi canggih dan layanan kelas dunia. Disambut oleh Emre UrnuÅŸmak, Wakil Direktur Umum Medistanbul Hastanesi, delegasi LAFKI diajak untuk melihat langsung bagaimana rumah sakit ini mengelola layanan kesehatan dengan sangat baik.
Medistanbul Hastanesi menjadi contoh nyata bagaimana rumah sakit di Turkiye mampu menerapkan sistem manajemen mutu yang ketat dan teknologi medis modern. Salah satu highlight dari kunjungan ini adalah pengenalan pada sistem real-time patient monitoring dan case management untuk pasien penyakit kronis. Dengan teknologi ini, pasien dapat dipantau secara terus-menerus sehingga risiko kesalahan medis dapat diminimalisir.
Kunjungan ini juga memberikan kesempatan bagi LAFKI untuk membahas peluang kerjasama dalam hal pelatihan dan pertukaran tenaga profesional. Emre UrnuÅŸmak menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menciptakan standar layanan kesehatan yang lebih baik, dan LAFKI siap untuk memulai dialog lebih lanjut terkait hal ini.
Kunjungan ke KJRI Istanbul: Mendapat Dukungan Penuh
Perjalanan LAFKI di Istanbul tidak lengkap tanpa kunjungan ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul. Delegasi diterima dengan hangat oleh Bapak Konjen Darianto Harsono, yang memberikan dukungan penuh terhadap misi LAFKI di Turkiye.
Dalam diskusi yang berlangsung, dibahas berbagai peluang kolaborasi antara Indonesia dan Turkiye di sektor kesehatan. Bapak Konjen menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat hubungan bilateral, terutama dalam hal pertukaran teknologi dan sistem kesehatan. Beliau juga menawarkan fasilitasi dari KJRI untuk menjembatani komunikasi antara LAFKI dan institusi kesehatan di Turkiye.
Salah satu topik menarik yang muncul dalam diskusi adalah tanam rambut, yang telah menjadi salah satu layanan unggulan Turkiye dalam wisata medis. Prosedur ini telah menarik banyak wisatawan medis dari berbagai negara, dan Indonesia bisa belajar banyak dari keberhasilan Turkiye dalam mengelola wisata medis.
City Tour: Menyelami Kekayaan Budaya dan Sejarah Turkiye
Selain agenda formal, delegasi LAFKI juga diberi kesempatan untuk menyelami kekayaan budaya dan sejarah Turkiye melalui city tour yang menakjubkan. Dari kunjungan ke makam Sultan Osman dan Orhan Gazi hingga Grand Mosque (Ulu Camii) di Bursa, delegasi LAFKI mendapatkan pelajaran berharga tentang peradaban Ottoman yang megah.
Di Bursa, delegasi mengunjungi Grand Mosque, yang dibangun oleh Sultan Bayezid I sebagai bentuk syukur atas kemenangannya dalam pertempuran. Sultan Bayezid I berjanji untuk membangun 20 kubah sebagai simbol kekuatan dan keagungan Kekaisaran Ottoman, dan janji ini diwujudkan dalam bentuk masjid besar yang hingga kini menjadi salah satu landmark ikonik di Turkiye.
Menuju Masa Depan: Tantangan dan Peluang LAFKI
Setelah mengikuti rangkaian acara dan kunjungan di Turkiye, LAFKI kembali ke Indonesia dengan segudang pengalaman dan wawasan baru. Namun, perjalanan ini bukan akhir, melainkan awal dari tantangan dan peluang baru yang menunggu di masa depan.
Dengan menjadi anggota ISQua, LAFKI harus terus meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia. Langkah konkret yang bisa diambil adalah mengikuti Fellow ISQua bagi para surveyor LAFKI, serta mempersiapkan presentasi dan poster ilmiah pada konferensi ISQua 2025 di Brasil. Selain itu, persiapan bidding untuk menjadi tuan rumah ISQua 2028 di Bali harus segera dimulai dengan penuh perencanaan matang.
Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang lebih penting: mutu layanan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia. LAFKI, dengan semua ilmu dan jaringan internasional yang telah dibangun, siap untuk melanjutkan misi besarnya: memastikan bahwa setiap fasilitas kesehatan di Indonesia mampu memberikan layanan yang aman, bermutu tinggi, dan sesuai standar internasional.
Penutup: Hikmah dari Perjalanan di Tanah Turkiye
Seperti kata-kata bijak dari Jalaluddin Rumi, “Jangan pergi ke mana-mana kecuali ke dalam. Jangan mencari siapa pun kecuali dirimu.” Perjalanan LAFKI di Turkiye, dari konferensi hingga city tour, memberikan pelajaran berharga bahwa perubahan yang besar selalu dimulai dari dalam diri. Dan kini, LAFKI telah mengambil langkah awal untuk membawa perubahan besar dalam sistem layanan kesehatan Indonesia.
Dengan semangat ini, LAFKI siap melanjutkan perjalanan menuju mutu kesehatan yang lebih baik untuk Indonesia dan dunia.
Oleh: Tim Editorial LAFKI
Berita