Berita

Breaking News

Lempeng Pisang Banyiur Anum: Syair Rasa dari Banjarmasin


Oleh. Hj. Heryani, Ns., M.Kep., FISQua

Jejak Rasa yang Mengalir Sepanjang Sungai
Di tengah hiruk-pikuk kota Banjarmasin, terdapat sebuah sajian yang menyimpan cerita dan nostalgia, Lempeng Pisang Banyiur Anum—sebuah hidangan yang lebih dari sekadar makanan, melainkan sebuah simfoni rasa yang tercipta dari tangan-tangan terampil yang telah mengulik adonan ini turun-temurun.

Cerita di Balik Daun Pisang
Lempeng Pisang Banyiur Anum, yang dalam kehangatan lokal juga disebut sebagai Young Coconut Banana Pancake, adalah pesta rasa yang sederhana namun memikat. Dibuat dari pisang yang lembut, santan kelapa yang gurih, dan dipadu dengan keharuman mentega, sajian ini bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang momen—momen di mana keluarga berkumpul, cerita dibagikan, dan tradisi dilanjutkan.

Setiap lapisannya adalah catatan dari masa lalu; tebalnya tepung terigu yang mencampur dengan gula pasir, memberikan kelegaan dalam setiap gigitan. Santan kelapa mengikat semua elemen dengan sempurna, menambahkan kedalaman yang hanya bisa dirasakan, tidak hanya dipahami.

Makna yang Terpanggang dalam Setiap Lapisan
Lempeng ini lebih dari sekadar hidangan; itu adalah simbol kebersamaan. Di setiap potongan yang disajikan, ada harapan dan doa dari para ibu yang ingin menyatukan keluarga dengan setiap suapan. Dalam budaya Banjar, makanan adalah pengikat cinta, pembawa damai, dan Lempeng Pisang Banyiur Anum adalah duta besar dari semua itu.

Analisis Kritis: Nutrisi yang Tersembunyi
Dari segi nutrisi, Lempeng Pisang Banyiur Anum adalah kekuatan tenaga. Pisang, sebagai sumber energi alami yang kaya potasium, dan kelapa, dengan lemak sehatnya, membentuk kombinasi yang mendukung kesehatan. Tidak hanya enak, hidangan ini juga memenuhi syarat sebagai pilihan yang baik untuk memulai hari, memberikan energi yang diperlukan untuk mengarungi kesibukan.

Penutup: Saat Tradisi Bertemu dengan Modernitas
Lempeng Pisang Banyiur Anum, sederhana namun elegan, mengajarkan kita bahwa makanan bisa jadi lebih dari sekadar asupan kalori. Ini tentang warisan, tentang mempertahankan apa yang kita punya sambil menyambut masa depan. Dalam setiap lipatan adonan dan setiap desir santan yang menggoreng, ada sejarah, ada masa depan, dan tentu saja, ada Indonesia.

Dengan melanjutkan tradisi Lempeng Pisang Banyiur Anum, kita tidak hanya memelihara rasa tetapi juga menghargai jejak-jejak kecil kehidupan yang terus menerus mengalir, seperti sungai-sungai di Banjarmasin, menghidupkan dan memperkaya bumi. (***)
© Copyright 2022 - Kalsel Today