Berita

Breaking News

Diorama Kehidupan: Mengurai Asap Trauma di Tengah Kobaran Api Cempaka Raya dan Yudistira


Oleh.  DR. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep. Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA (Reviewer Jurnal PRAJA Observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik)

Pendahuluan: Api yang Membakar Lebih dari Sekadar Material

Ketika nyala api merambah tumpukan ban bekas di Cempaka Raya atau merambat ke rumah-rumah di Komplek Yudistira, Banjarmasin, ia meninggalkan lebih dari sekadar puing-puing. Api itu membakar rasa aman, menorehkan ketakutan dalam hati, dan menyalakan api lain yang tak terlihat—api trauma yang meresap jauh ke dalam jiwa mereka yang menyaksikan atau terlibat dalam bencana tersebut. Dalam situasi inilah, karya-karya Listyo Yuwanto, Apersepsi Diorama dan Asesmen Psikologis Pasca Bencana Berbasis Inventori Perilaku, hadir sebagai cahaya yang menuntun kita untuk memahami dan mengurai lapisan-lapisan trauma yang tertinggal.

Diorama: Melukis Kembali Kenangan dalam Api

Bayangkan diri Anda berada di Cempaka Raya atau Yudistira ketika api mulai berkobar. Suara gemeretak kayu yang terbakar, bau menyengat asap, dan teriakan panik yang memecah kesunyian malam menyelimuti Anda. Kenangan ini, jika tidak dihadapi dengan bijak, dapat mengakar sebagai trauma yang mendalam. Dalam Apersepsi Diorama, Yuwanto memperkenalkan kita pada kekuatan diorama sebagai medium untuk menghidupkan kembali, mengurai, dan akhirnya menyembuhkan kenangan-kenangan ini.

Diorama, dengan detailnya yang teliti, berfungsi seperti sebuah cermin yang memantulkan kembali fragmen-fragmen ingatan yang tersembunyi. Menggunakan pendekatan ini, psikolog dapat membantu individu untuk menghidupkan kembali momen-momen traumatis dalam suasana yang aman dan terarah. Seperti seorang pelukis yang telaten, diorama melukis kembali peristiwa tersebut, namun kali ini dengan sentuhan yang lebih lembut, memungkinkan individu untuk berhadapan dengan ketakutan mereka dan perlahan mengatasi dampak emosional yang ditinggalkannya.

Teori enaktif yang mendasari metode ini (Varela, Thompson, & Rosch, 1991) menegaskan bahwa pengalaman dan makna dibangun melalui keterlibatan aktif dengan dunia di sekitar kita. Dalam konteks kebakaran, diorama menjadi sarana untuk menghidupkan kembali pengalaman tersebut secara terkontrol, memungkinkan individu untuk menelusuri jejak trauma mereka dan menemukan makna baru di balik setiap asap yang tersisa.

Inventori Perilaku: Menyibak Luka Tersembunyi di Balik Setiap Tindakan

Namun, tidak semua luka terlihat jelas di permukaan. Di sinilah Asesmen Psikologis Pasca Bencana Berbasis Inventori Perilaku memainkan perannya yang tak kalah penting. Sementara diorama memfasilitasi eksplorasi emosional, inventori perilaku menyelam lebih dalam, mengungkapkan dampak psikologis yang mungkin tersembunyi di balik perilaku sehari-hari warga yang terdampak.

Bayangkan seorang warga yang tampak tenang setelah kebakaran, namun dalam dirinya terdapat badai kecemasan yang tak terkatakan. Inventori perilaku seperti The Kessler Psychological Distress Scale (K6) (Kessler et al., 2002) memungkinkan para psikolog untuk mengidentifikasi dan mengukur dampak trauma yang lebih subtil, namun sering kali lebih menghantui. Inventori ini, bagaikan peneliti yang hati-hati, mengurai setiap tindakan dan respons untuk mengungkap sejauh mana trauma tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka yang terdampak.

Harmoni antara Seni dan Ilmu dalam Pemulihan Pasca Bencana

Kombinasi antara diorama dan inventori perilaku menciptakan harmoni yang sempurna dalam upaya pemulihan pasca bencana. Diorama menghidupkan kembali pengalaman emosional, sementara inventori perilaku menganalisis bagaimana pengalaman tersebut tercermin dalam perilaku nyata. Bersama-sama, mereka membentuk pendekatan holistik yang tidak hanya mengungkap luka, tetapi juga menyediakan jalur pemulihan yang lebih dalam dan bermakna.

Misalnya, setelah kebakaran di Yudistira, diorama yang menampilkan kembali peristiwa tersebut dapat digunakan dalam sesi kelompok, memungkinkan warga untuk berbagi dan merefleksikan pengalaman mereka. Proses ini membuka jalan bagi kesembuhan emosional, sementara inventori perilaku digunakan untuk mengidentifikasi mereka yang membutuhkan perhatian lebih lanjut—baik itu dalam bentuk konseling atau terapi individu. Ini adalah simfoni pemulihan di mana seni dan ilmu berkolaborasi untuk menyembuhkan luka yang paling dalam.

Implementasi Nyata di Lapangan: Melangkah Lebih Jauh dari Pemadam Kebakaran

Setelah api padam dan asap hilang, pekerjaan pemulihan baru saja dimulai. Implementasi metode dari kedua buku ini dalam situasi nyata seperti kebakaran di Cempaka Raya dan Yudistira memberikan panduan bagi para psikolog, pekerja sosial, dan komunitas untuk menghadapi trauma yang ditinggalkan. Diorama dapat digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi percakapan dan refleksi, sementara inventori perilaku memberikan data yang dapat digunakan untuk merancang intervensi yang lebih tepat sasaran.

Misalnya, dengan menggunakan diorama untuk memicu diskusi di antara warga yang terdampak, psikolog dapat membantu mereka untuk mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Setelah itu, inventori perilaku memungkinkan identifikasi lebih lanjut dari individu-individu yang mungkin membutuhkan intervensi khusus, seperti konseling trauma atau dukungan psikologis yang lebih intensif.

Kesimpulan: Menyulam Cahaya dari Asap dan Api

Trilogi karya Yuwanto bukan hanya tentang memahami trauma, tetapi tentang membangun kembali harapan dari puing-puing yang tersisa. Kebakaran di Cempaka Raya dan Yudistira adalah pengingat bahwa setiap bencana, betapapun mengerikannya, juga membawa peluang untuk memahami diri kita lebih dalam dan menemukan kekuatan yang mungkin selama ini tersembunyi.

Seperti diorama yang dengan hati-hati merangkai kembali serpihan-serpihan kehidupan, dan inventori perilaku yang menyelam ke dalam lubuk hati untuk memahami dampak yang ditinggalkan, kita juga dipanggil untuk melihat lebih jauh dari sekadar material yang terbakar. Kita diajak untuk menyulam kembali cahaya dari asap dan api, menemukan makna dan kekuatan di tengah-tengah kegelapan. "Dalam setiap kobaran api, ada terang yang menunggu untuk ditemukan, dan dalam setiap reruntuhan, ada kisah baru yang siap untuk diceritakan."
© Copyright 2022 - Kalsel Today