Berita

Breaking News

Diduga Kelelahan, Kemenkes RI Terima 13 Laporan Anggota KPPS Meninggal Dunia

ilustrasi foto anggota KPPS (istimewa)

Kalseltoday.com, Banjarmasin - Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tumbang karena kelelahan usai penghitungan suara di pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hingga kini, Kementerian Kesehatan RI bahkan menerima 13 laporan kasus anggota KPPS meninggal, meski masih dalam proses verifikasi.


Beberapa anggota KPPS dilaporkan meninggal diduga akibat kelelahan saat melakukan tugasnya pada saat pemilu. Salah satunya, petugas KPPS yang bertugas di Kabupaten Tangerang, bernama Satriawan (44), dilaporkan tidak sadarkan diri ketika proses penghitungan surat suara berlangsung. Para petugas di lokasi sempat memberikan bantuan medis dengan membawanya ke klinik terdekat.


Tak lama setelah diperiksa petugas kesehatan, kondisinya semakin kritis hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir. Petugas KPPS di Tangerang itu dilaporkan memiliki riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi.


Sementara petugas KPPS di Banyuwangi bernama Dul Hanan (55), meninggal saat masih berlangsung proses perhitungan suara. Abdul dilaporkan sempat mengeluhkan pusing dan sesak napas hingga diantar ke puskesmas.


1. Laporan Kemenkes RI

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan sejauh ini ada 13 laporan anggota KPPS meninggal terkait penugasan di Pemilu 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 kasus telah terverifikasi dengan sebaran sebagai berikut.


Provinsi Jawa Tengah

  • 2 Kasus di Kabupaten Wonosobo
  • 1 Kasus di Kabupaten Brebes

Provinsi Jawa Timur

  • 1 Kasus di Kabupaten Magetan

"Dilaporkan ada 13 (kematian) tapi belum kita verifikasi," katanya kepada detikcom, Kamis (15/2/2024).


2. Memiliki komorbid

Dari empat kasus yang terverifikasi, Kemenkes RI mengidentifikasi sejumlah komorbid atau penyakit penyerta. Berikut rinciannya:

  • Penyakit jantung: 2 orang
  • Hipertensi: 1 orang
  • Kecelakaan: 1 orang

Selain itu, data menyebut ada sejumlah anggota KPPS yang memiliki riwayat komorbid dengan rincian 140 berobat jalan, 6 rawat inap, dan 4 meninggal. Berikut rinciannya.

  • Hipertensi: 28 orang
  • ISPA: 18 orang
  • Nasofaringitis: 17 orang
  • Myalgia: 15 orang
  • Dispepsia: 9 orang

Adapun penyebab empat kematian petugas KPPS yang hingga kini terverifikasi yani:

  • Penyakit jantung: 2 orang
  • Hipertensi: 1 orang
  • Kecelakaan: 1 orang

Faktor usia juga menjadi sorotan. Kepada Antara, dr Nadia menyebut ada 15 persen petugas KPPS memiliki usia di atas 55 tahun.

"Selain itu masih ada yang memiliki penyakit komorbid, tetapi tidak terkontrol," katanya.


3. Dugaan Kelelahan Picu Kematian

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, menjelaskan terlalu lelah sebenarnya tidak membuat seseorang meninggal. Menurutnya, kelelahan atau istilah awamnya 'tepar' biasanya hanya bikin seseorang merasa tidak enak badan dan mudah terserang infeksi.


Namun bagi mereka yang memiliki kondisi tertentu, kelelahan dapat berujung fatal bahkan kematian.


"Paling sering ya masalah jantung. Apalagi dengan riwayat hipertensi yang merupakan faktor utama serangan jantung," ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (15/2/2024).


dr Vito menjelaskan, orang yang memiliki riwayat hipertensi dan mengalami kelelahan akan memicu akselerasi tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat memicu stroke perdarahan atau serangan jantung.


4. Tanda-tanda Kelelahan Ekstrem yang Perlu Diwaspadai

Adapun tanda-tanda kelelahan yang harus diwaspadai menurut dr Vito, di antaranya:

  • Tidak merespon dengan baik saat dipanggil
  • Tidak nyambung saat diajak berbicara
  • Tidak bisa makan


"Kalau sampai meninggal mendadak maka utamanya pasti ada penyakit sebelumnya yang tidak diketahui," imbuhnya.


Karenanya ia mengimbau bagi petugas KPPS untuk tetap mendapatkan cukup istirahat dan mengonsumsi vitamin atau antioksidan untuk memperkuat imun tubuh saat bekerja, terutama jika begadang.


Mereka yang memiliki kondisi tertentu, seperti hipertensi, dianjurkan untuk tetap mengonsumsi obat secara rutin. dr Vito juga menyarankan untuk menghindari mengonsumsi kopi demi kembali segar saat begadang.


"Tidur tetap harus tidak tergantikan. Apalagi kalau habis kerja malah begadangnya karena ngobrol," ucapnya lagi.


"Bukan tidak boleh kopi ya, tapi artinya ketika butuh istirahat ya istirahat tidak distimulasi dengan kafein atau minuman berenergi," imbuhnya lagi.

© Copyright 2022 - Kalsel Today